Lampung Utara : Komisi IV DPRD Lampung Utara turun langsung meninjau RSUD H.M. Ryacudu Kotabumi untuk memastikan keaslian alat kesehatan (alkes) Radiologi X-Polymobile Plus yang sempat hilang dan kini sudah kembali berada di rumah sakit.
Peninjauan itu dilakukan Komisi IV DPRD Lampung Utara, M.Nuzul, Selasa (26/8/2025). Legislator sekaligus Ketua DPD PKS Lampung Utara ini memastikan bahwa alkes senilai sekitar Rp750 juta tersebut benar-benar identik dengan yang sempat dinyatakan hilang.
“Kami sebagai mitra rumah sakit langsung mengecek keberadaan alkes Radiologi X-Polymobile Plus di ruang radiologi. Berdasarkan dokumen-dokumen yang ditunjukkan pihak rumah sakit, alat itu memang sama persis dengan yang sebelumnya dinyatakan hilang,” ujar Nuzul.
Tak hanya meneliti dokumen, pihaknya juga meminta agar alat tersebut dihidupkan untuk memastikan masih berfungsi. “Alhamdulillah, alat itu masih bisa digunakan. Yang paling penting jangan sampai pelayanan kesehatan masyarakat terganggu,” tambahnya.
Meski demikian, misteri hilangnya alkes tersebut hingga kini belum terungkap jelas. Saat ditanya ke mana alat itu selama ini berada, Direktur RSUD Ryacudu hanya menegaskan bahwa yang terpenting alat tersebut sudah kembali.
Nuzul menekankan perlunya langkah tegas terhadap oknum yang diduga bertanggung jawab. Ia secara khusus menyinggung mantan Kepala Ruangan Radiologi, Tri Suartini, yang sebelumnya diduga kuat terlibat dalam peristiwa tersebut.
“Kami mendorong pemkab, khususnya inspektorat dan manajemen rumah sakit, untuk menjatuhkan sanksi sesuai pelanggaran yang dilakukan. Jangan sampai kasus seperti ini terulang kembali,” tegasnya.
Sikap itu sejalan dengan pernyataan Kepala Dinas Kesehatan Lampung Utara, Maya Natalia Manan, sehari sebelumnya. Ia menegaskan pengembalian alat tidak serta merta menghapus sanksi bagi oknum yang terlibat.
“Memang benar alatnya sudah kembali. Namun, walaupun sudah dikembalikan, tidak akan menghapus sanksi yang akan diberikan nanti. Kemungkinan besar oknum itu akan dijatuhi hukuman berat, bahkan pemberhentian dengan tidak hormat,” kata Maya.
Sementara itu, Tri Suartini mantan kepala ruangan radiologi tidak berada di tempat saat hendak ditemui. Upaya menghubunginya melalui sambungan telepon juga tidak mendapat respons, meski ponsel pribadinya terpantau aktif. (Ayi)