Presiden Prabowo Anugerahkan Gelar Pahlawan Nasional kepada Soeharto, Gus Dur, dan Marsinah

Jakarta : Presiden Prabowo Subianto resmi menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada sepuluh tokoh bangsa dalam upacara kenegaraan di Istana Negara, Jakarta, Senin (10/11/2025).

Dalam daftar penerima gelar tersebut, dua nama besar yang paling menyedot perhatian publik adalah Presiden ke-2 Republik Indonesia, Jenderal Besar TNI (Purn) Soeharto, dan Presiden ke-4 Abdurrahman Wahid atau Gus Dur. Keduanya dikenal sebagai figur dengan warisan kepemimpinan yang kuat, namun juga menyisakan perdebatan panjang dalam sejarah politik Indonesia.

Tak kalah mengejutkan, Presiden Prabowo juga menganugerahkan gelar yang sama kepada Marsinah, aktivis buruh perempuan yang tewas pada 1993 akibat perjuangannya menuntut keadilan bagi pekerja. Pemberian gelar kepada Marsinah dinilai sebagai langkah simbolik yang menegaskan pengakuan negara terhadap perjuangan rakyat kecil dalam sejarah bangsa.

“Pahlawan bukan hanya mereka yang memimpin negara, tetapi juga mereka yang berani memperjuangkan kebenaran dan keadilan,” ujar Presiden Prabowo dalam pidatonya.

Upacara penganugerahan gelar itu digelar sebagai bagian dari peringatan Hari Pahlawan Nasional 2025. Sejumlah ahli waris hadir mewakili para tokoh untuk menerima penghargaan dari negara.

Sepuluh tokoh yang ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional 2025 adalah sebagai berikut:

1. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) – Jawa Timur

2. Jenderal Besar TNI Soeharto – Jawa Tengah

3. Marsinah – Jawa Timur

4. Mochtar Kusumaatmaja – Jawa Barat

5. Hajjah Rahma El Yunusiyyah – Sumatera Barat

6. Jenderal TNI (Purn) Sarwo Edhie Wibowo – Jawa Tengah

7. Sultan Muhammad Salahuddin – Nusa Tenggara Barat

8. Syaikhona Muhammad Kholil – Jawa Timur

9. Tuan Rondahaim Saragih – Sumatera Utara

10. Zainal Abisin Syah – Maluku Utara

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Hadi Tjahjanto, menjelaskan penetapan sepuluh tokoh tersebut telah melalui kajian mendalam oleh Dewan Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan. “Semua tokoh memiliki kontribusi nyata bagi bangsa di bidangnya masing-masing, baik dalam perjuangan kemerdekaan, pembentukan negara, maupun pembelaan hak rakyat,” ujar Hadi.

Penganugerahan gelar kepada Soeharto dan Marsinah, dua figur dengan latar belakang kontras, memunculkan perbincangan hangat di publik. Sebagian kalangan menilai langkah ini sebagai bentuk rekonsiliasi sejarah, sementara yang lain menganggapnya sebagai keputusan berani yang menantang narasi lama tentang siapa yang layak disebut pahlawan.

Dengan penetapan ini, Prabowo menjadi presiden pertama yang secara bersamaan menganugerahkan gelar pahlawan kepada dua mantan presiden dengan latar ideologis berbeda serta kepada tokoh aktivis buruh perempuan.

(**)

Posting Terkait

Jangan Lewatkan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *