Pesawaran : Memasuki usia ke-17 tahun, Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Pesawaran menggelar doa bersama sebagai bentuk refleksi perjalanan organisasi serta mengenang jasa para pendiri. Kegiatan berlangsung di Sekretariat Balai Wartawan PWI Pesawaran, Jumat (14/11/2025).
Ketua PWI Pesawaran, M. Ismail, S.H, mengatakan doa bersama ini menjadi ruang untuk mengenang kontribusi wartawan yang turut membangun perkembangan pers di Pesawaran, termasuk mereka yang telah wafat.
“Acara ini menjadi momentum untuk mendoakan almarhum dan mempererat solidaritas anggota PWI,” ujarnya.
Ismail menjelaskan, PWI Pesawaran mulai dirintis pada Maret 2008 ketika tim perumus pembentukan perwakilan bekerja memenuhi berbagai persyaratan organisasi.
“Saat itu harus ada anggota penuh PWI minimal lima orang, pernah menjadi pengurus, menyelenggarakan Konferensi Kabupaten, dan memiliki kantor sekretariat,” jelasnya.
Sekretariat pertama PWI Perwakilan Pesawaran berada di depan Museum Transmigrasi, Desa Bagelen, Kecamatan Gedongtataan.
Pada September 2008, Konferensi Kabupaten (Konferkab) perdana digelar di Aula Museum Transmigrasi. Forum itu menetapkan Drs. Erland Syoffandi sebagai Ketua, Alm. Triadi Pramono, S.H sebagai Sekretaris, dan Muhajirin sebagai Bendahara. Ketiganya memimpin PWI Pesawaran periode 2009–2012 melalui proses aklamasi, dan dilantik oleh PWI Provinsi Lampung pada Februari 2009.
Ismail menegaskan, PWI Pesawaran terus berupaya meningkatkan kualitas wartawan melalui uji kompetensi wartawan (UKW).
“Dari total 27 anggota aktif, 99 persen telah mengantongi sertifikat UKW dari tingkat Muda hingga Madya,” ujarnya.
Ia berharap profesionalisme tersebut menjadi fondasi bagi anggota PWI dalam memberikan informasi yang akurat dan berimbang kepada masyarakat.
Penasehat PWI Pesawaran sekaligus Ketua pertama, Erland Syoffandi, menekankan pentingnya menjaga marwah organisasi sebagai wadah wartawan profesional yang berperan sebagai kontrol sosial.
“Semoga PWI Pesawaran terus tumbuh profesional, independen, dan mampu memberikan informasi yang akurat dan bermanfaat,” katanya.
Erland juga mengenang perjalanan di masa awal ketika teknologi digital belum mendukung aktivitas jurnalistik seperti saat ini.
“Setiap masa ada generasinya, dan setiap generasi ada masanya. Karena itu, kami para pendahulu berpesan agar estafet organisasi terus berjalan lebih maju dan berkembang,” ujarnya.
Momentum 17 tahun ini menjadi penegas bahwa PWI Pesawaran tidak hanya menjaga warisan pendiri, tetapi juga terus beradaptasi dengan perubahan zaman dengan tetap menjaga integritas, profesionalisme, dan peran strategis dalam pembangunan daerah.
(Rls/Reza)





