Lampung Utara : Komando Distrik Militer (Kodim) 0412 Lampung Utara akan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap seluruh Dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di wilayah kerjanya. Evaluasi ini menyusul kasus dugaan keracunan makanan bergizi gratis (MBG) yang dialami siswa SD Soekarno Hatta, Kotabumi Selatan.
Langkah tersebut disampaikan langsung oleh Dandim 0412 Lampung Utara, Letkol Inf Roni Faturohman, saat meninjau langsung Dapur SPPG di wilayah Kotabumi Selatan, Rabu (16/7/2025).
“Evaluasi ini tidak hanya berlaku untuk SPPG di Kotabumi Selatan saja, tapi seluruh SPPG di wilayah Lampung Utara. Ini kami lakukan agar kejadian serupa tidak terulang kembali,” tegas Letkol Roni.
Roni tidak menampik bahwa peristiwa tersebut benar terjadi. Pihaknya, kata dia, langsung mengambil langkah cepat dengan melakukan evaluasi dari hulu ke hilir.
“Ke depan kami akan perbaiki proses, mulai dari tahap memasak hingga penyajian. Semua akan ditingkatkan pengawasannya,” ujarnya.
Ia menambahkan, saat ini pihaknya masih menunggu hasil resmi pemeriksaan kesehatan terhadap siswa yang diduga mengalami gejala keracunan. Kepada para orang tua, Dandim mengimbau untuk tidak ragu melapor jika terjadi hal serupa.
“Di setiap wilayah SPPG ada Babinsa. Silakan lapor. Kalau tidak ada laporan dari orang tua, kami akan kesulitan memetakan titik persoalan. Laporan itu penting sebagai masukan dan dasar evaluasi,” jelasnya.
Dandim meyakini masyarakat bukan ingin menyalahkan, tapi memperbaiki sistem agar pelayanan makanan gratis ini benar-benar aman dan bermanfaat.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Lampung Utara, Sukatno, turut meminta agar pihak dapur SPPG lebih teliti dan berhati-hati dalam mengolah dan menyajikan makanan.
“Kami minta ini menjadi perhatian serius. Jangan sampai ada kejadian serupa. Keselamatan anak-anak adalah yang utama,” kata Sukatno.
Namun demikian, kekhawatiran mulai tumbuh di kalangan orang tua siswa. Beberapa orang tua mengaku trauma dan melarang anak-anaknya menyantap makanan dari program MBG.
“Saya pikir dapat makan gratis bisa meringankan, tapi malah bikin masalah. Lebih baik jangan dikasih dulu, anak saya takut,” ucap seorang wali murid di Kecamatan Kotabumi Selatan.
“Kasihan kalau sampai terjadi apa-apa. Anak saya trauma, saya juga melarang,” imbuh orang tua lainnya.
Meski demikian, para orang tua tetap berharap agar program makanan bergizi gratis ini tetap berjalan, dengan catatan pengawasan dan kualitas makanan ditingkatkan agar benar-benar aman dikonsumsi. (Ayi)