Lampung Utara : Warga Desa Karang Waringin, Kecamatan Tanjung Raja, Lampung Utara, diguncang kepanikan setelah diduga melihat kemunculan satwa liar yang menyerupai harimau di kawasan Tanjakan Abas, Dusun 4 Sinar Ogan, Desa Tanjung Beringin, Senin malam (15/9/2025) sekitar pukul 19.00 WIB.
Taslim (45), warga setempat, menjadi saksi mata. Ia bersama istrinya, Sri Haryanti, tengah melintas dengan sepeda motor ketika tiba-tiba melihat sosok satwa besar berdiri di tengah jalan.
“Kaget sekali, saya langsung berhenti. Istri saya syok, jatuh dari motor. Satwa itu sempat berbalik arah ke kami. Karena panik, saya kabur kembali ke desa untuk minta pertolongan,” ungkap Taslim, Selasa (16/9/2025).
Kabar penampakan itu cepat menyebar di tengah warga. Kekhawatiran makin meluas karena lokasi kejadian berdekatan dengan permukiman dan jalur yang sehari-hari digunakan masyarakat.
Camat Tanjung Raja, Martutiyana, segera merespons laporan warga dengan imbauan agar masyarakat tidak beraktivitas di luar rumah pada malam hari, kecuali mendesak. “Kami sudah koordinasi dengan Kapolsek dan Danramil. Langkah awal, warga diminta waspada,” ujarnya.
Kapolsek Tanjung Raja, Iptu Syamsul, membenarkan pihaknya bersama aparat gabungan langsung menelusuri lokasi. Selasa pagi, digelar Pulbaket (pengumpulan bahan keterangan) bersama camat, babinsa, perangkat desa, dan warga. “Kesaksian Taslim dan istrinya menjadi bahan utama pendalaman,” katanya.
Dari hasil pengecekan, lokasi kejadian berada dekat Hutan Lindung Register 34 Tangkit Tebak, kawasan yang berbatasan langsung dengan ladang dan permukiman warga. Kondisi ini memungkinkan satwa liar, termasuk harimau, masuk ke area aktivitas masyarakat.
Aparat meminta warga tetap tenang namun meningkatkan kewaspadaan, antara lain tidak beraktivitas sendirian di kebun, menghindari keluar malam, serta segera melapor jika ada penampakan kembali. “Keselamatan warga prioritas. Jangan sampai ada korban jiwa,” tegas seorang petugas lapangan.
Kasus konflik manusia dengan harimau bukan hal baru di Lampung. Di wilayah Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS), beberapa petani dilaporkan tewas maupun luka akibat serangan satwa liar dalam beberapa tahun terakhir.
Sebagai langkah antisipasi, aparat bersama masyarakat Tanjung Raja mendorong upaya mitigasi lebih serius seperti patroli hutan, pemasangan kamera jebak, hingga koordinasi dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Lampung.
Situasi di Karang Waringin kini masih dalam pemantauan. Warga berharap aparat segera menemukan solusi agar mereka dapat kembali beraktivitas dengan aman, tanpa dihantui bayangan harimau yang berkeliaran di sekitar permukiman. (Ayi)