Lampung Utara : Semangat sastra meletup di Universitas Muhammadiyah Kotabumi (UMKO) saat pelatihan menulis puisi memasuki hari kedua, Jumat (19/9/2025). Dalam waktu singkat, para peserta—mayoritas mahasiswa—mampu melahirkan dua karya puisi yang dinilai “sudah baik” oleh sastrawan nasional Isbedy Stiawan ZS.
Isbedy, penyair kelahiran Tanjungkarang yang menjadi narasumber utama, menuturkan keberhasilan ini berawal dari latihan sederhana namun kreatif. Sejak pagi, peserta diminta menghimpun diksi khas stasiun kereta api—mulai dari rel, peron, hingga kata-kata yang jarang terdengar—dengan syarat tak boleh ada pengulangan.
“Setiap peserta menyumbangkan dua kata dasar yang unik. Dari situ mereka belajar menenun kata menjadi puisi. Metode ini ternyata efektif; mereka bisa menulis puisi hanya dari bahan kata yang terbatas,” ujar Isbedy usai sesi yang berlangsung di lantai 3 UMKO.
Pelatihan yang berlangsung dua hari, Kamis–Jumat (18–19/9/2025), difasilitasi Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah 7 Bengkulu–Lampung dengan dukungan penuh UMKO dan PW Muhammadiyah Lampung. Selain Isbedy, hadir dosen Bahasa dan Sastra UMKO Djuhardi Basri yang memaparkan pentingnya penerjemahan puisi ke bahasa Lampung. Fitri Angraini, S.S., M.Pd., dosen sekaligus pegiat literasi, bertindak sebagai moderator.
Rektor UMKO Dr. Irawan Suprapto, M.Pd., membuka acara yang dihadiri perwakilan BPK Wilayah 7, Heru Susanto. Sebanyak 25 peserta menuntaskan pelatihan yang ditutup secara resmi oleh Ketua Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia, Meutia Rachmatia, M.Pd.
Rencananya, karya-karya puisi yang lahir dari pelatihan ini akan dibukukan sebagai antologi bersama—menjadi jejak kreatif mahasiswa Lampung Utara yang baru menapaki dunia sastra. (Ayi)





















