Mirza Irawan Dwi Admaja: Kandidat Sekda Lampung Utara yang Pelan tapi Pasti Menjadi Kekuatan Baru Birokrasi

Di tengah sorotan publik terhadap proses seleksi Sekretaris Daerah (Sekda) Lampung Utara, satu nama muncul dengan jejak yang tak kalah kuat meski berada di posisi ketiga dalam perolehan nilai uji kompetensi (UKOM). Mirza Irawan Dwi Admaja, dengan nilai 79,69, hanya terpaut tipis dari dua pesaingnya, Desyadi (79,89) dan Intji Indriati (79,84). Selisih tipis itu justru membuka ruang lebih lebar untuk menilai kualitas yang tidak sekadar tampak dalam angka.

Dalam konteks birokrasi, nilai bukan satu-satunya indikator kematangan. Di sinilah Mirza menonjol. ia membawa rekam jejak panjang, karakter sederhana, dan integritas yang ia jaga teguh selama lebih dari dua dekade perjalanan karier.

Lahir di Pringsewu, 2 Mei 1975, Mirza Irawan Dwi Admaja, akrab disapa Wawan telah menghabiskan sebagian hidupnya dalam dunia administrasi pemerintahan. Kini menjabat sebagai Asisten Administrasi Umum Sekdakab Tulang Bawang Barat, ia berada pada golongan Pembina Utama Muda (IV/C), posisi yang mencerminkan kedalaman pengalaman dan kapabilitasnya.

Sikap rendah hati menjadi ciri khasnya. Ia tidak mencari panggung, tidak memaksakan pencitraan, dan memilih fokus pada substansi tugas.

Saya hanya fokus bekerja dan menyelesaikan pekerjaan yang diamanatkan. Setelah itu biasa saja,”
ujar Mirza, singkat namun mencerminkan karakter.

Mirza bukan sosok yang lahir dari ruang kosong. Ia adalah cucu dari Ahmad Basri, tokoh Lampung. Ia juga putra dari Herman Sanusi, mantan Sekda sekaligus Bupati Lampung Tengah. Dalam dirinya mengalir tradisi panjang birokrasi dan kepemimpinan yang tidak diwarisi secara instan, tetapi diterjemahkan dalam perjalanan karier yang ia bangun dari bawah.

Memulai karier sebagai staf Kementerian Dalam Negeri pada 2003, Mirza menapaki tangga birokrasi melalui jalur yang jarang dilalui secara mulus oleh banyak ASN. Jabatan yang pernah ia jalani menunjukkan rentang pengalaman yang lengkap dari staf, pelaksana teknis, hingga penentu kebijakan.

Deretan posisi yang pernah ia emban meliputi, Staf Kemendagri, Staf BKD Kota Bandar Lampung, Kasi pemerintahan di Kota Metro, Kabid Anggaran BPKAD Tulang Bawang Barat, Camat Tumijajar, Sekretaris BPKAD, Kepala BPKAD, dan terakhir Asisten Administrasi Umum Sekdakab Tulang Bawang Barat.

Rentang ini menjadikannya salah satu kandidat yang paling memahami alur birokrasi lintas level dan lintas sektor.

Mirza memiliki keterhubungan keluarga dengan sejumlah tokoh Lampung, keponakan pengusaha Faisol Djausal, ipar dari Sekjen Kemendagri Komjen Pol Tomsi Tohir, hingga kedekatan darah dengan mantan Wagub Lampung (alm) Bachtiar Basri. Namun ia menegaskan bahwa jaringan bukan modal utama.

Modal saya hanya integritas, bekerja jujur sesuai aturan. Selebihnya, ada Tuhan Yang Maha Esa yang mengatur,”
ujarnya.

Pernyataan yang mencerminkan bahwa ia tidak bersandar pada nama besar, tetapi pada etos kerja yang ia bangun sendiri.

Selain pendidikan formal hingga jenjang S2, Mirza memiliki rekam pelatihan birokrasi yang matang, yaitu,
Diklat Prajabatan, Pemantapan SDM Dukcapil, Java Enterprise Edition,
PPK-BLUD & SIA-BLUD, Diklat Pim III dan Pim II.

Pelatihan kesadaran ekologi
Pelatihan-pelatihan ini menunjukkan kapasitas teknis dan strategis yang relevan dengan tantangan Lampung Utara saat ini.

Dalam pemilihan Sekda, publik kerap terpaku pada angka. Namun sejarah pemerintahan membuktikan bahwa efektivitas kepemimpinan tidak semata diukur dari nilai UKOM. Ada aspek lain yang justru krusial, yaitu
ketegasan karakter, kematangan pengalaman, kapasitas membangun hubungan lintas lembaga, dan integritas yang teruji.

Mirza memiliki semuanya. Dan dengan selisih nilai yang begitu tipis, ia berada pada posisi yang tidak bisa diabaikan.

Mirza tidak menggembar-gemborkan ambisi, namun ia memiliki harapan sederhana tetapi jelas.

Jika dipercaya menjadi Sekda, inilah saatnya saya mengabdikan diri membangun Lampung Utara bersama Bupati Hamartoni dan Wakil Bupati Romli,” tuturnya.

Di tengah dinamika politik Lampung Utara, kehadiran sosok yang tenang, cermat, dan berpengalaman seperti Mirza dapat menjadi faktor stabilitas birokrasi, sebuah nilai yang amat penting untuk percepatan pembangunan.

Seleksi Sekda Lampung Utara bukan hanya kontestasi angka, tetapi pertarungan integritas, pengalaman, dan visi kepemimpinan. Dalam konteks ini, Mirza Irawan Dwi Admaja adalah kandidat yang pelan tapi pasti membangun narasi kuat.
Ia bukan hanya pesaing, tetapi pilihan yang patut diperhitungkan serius.

Dengan rekam jejak pengalaman luas, dan karakter rendah hati, Mirza layak menjadi salah satu figur yang menarik perhatian publik, figur yang mungkin selama ini bekerja dalam diam, namun justru menyimpan kekuatan yang dibutuhkan Lampung Utara untuk melangkah lebih maju.

Laporan Khusus : Tri Sanjaya

 

Posting Terkait

Jangan Lewatkan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *