BANDAR LAMPUNG : Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk memperkuat pengelolaan zakat sebagai instrumen pemberdayaan ekonomi umat dan penanggulangan kemiskinan di daerah.
Ajakan itu disampaikan Gubernur saat membuka Sosialisasi Pengisian Indeks Zakat Nasional (IZN) serta Pengendalian dan Audit Internal BAZNAS se-Provinsi Lampung di Hotel Emersia, Selasa (28/10/2025).
Acara tersebut dihadiri Koordinator Jabatan Fungsional Audit BAZNAS RI Iwan Ginda Harahap, Direktur Kajian dan Pengembangan BAZNAS RI Dr. Muhammad Hasbi Zaenal, Plt. Kepala Kanwil Kemenag Lampung H. Erwinto, para pejabat Pemprov Lampung, Ketua BAZNAS Lampung Iskandar Zulkarnain, serta pimpinan BAZNAS kabupaten/kota. Turut hadir Direktur Ekonomi Syariah dan BUMN Bappenas Rosy Wediawati.
Dalam sambutannya, Gubernur menegaskan keberkahan dan kemajuan suatu bangsa sangat bergantung pada kepatuhan umat dalam menjalankan ajaran agama, termasuk menunaikan zakat.
Ia menyoroti potensi zakat yang besar di Lampung, di mana 90 persen penduduk beragama Islam. Namun, pemanfaatannya dinilai belum optimal.
“Dari perputaran uang sekitar Rp483 triliun per tahun, zakat yang berhasil dikumpulkan baru sekitar Rp70 juta. Padahal, jika dikelola dengan baik, zakat bisa menjadi kekuatan besar dalam menekan kemiskinan dan meningkatkan produktivitas masyarakat,” ujarnya.
Gubernur mencontohkan keberhasilan tata kelola zakat di masa Khalifah Umar bin Abdul Aziz, ketika tidak ada lagi masyarakat yang mau menerima zakat karena semua hidup berkecukupan.
Rahmat Mirzani menekankan pentingnya transparansi dan ketepatan sasaran pendistribusian zakat. Digitalisasi data, kata dia, akan memastikan bantuan diberikan kepada penerima yang benar-benar membutuhkan.
“Kita harus memastikan zakat sampai kepada keluarga miskin ekstrem, janda tidak produktif, hingga masyarakat desa yang membutuhkan bantuan usaha,” jelasnya.
Ia juga menyinggung tantangan sektor pendidikan. Setiap tahun, sekitar 80.000 lulusan SMP di Lampung tidak melanjutkan ke SMA, sebagian besar karena faktor ekonomi.
“Pengelolaan zakat yang optimal dapat menjadi solusi agar anak-anak kita tidak putus sekolah,” tegasnya.
Ketua BAZNAS Lampung Iskandar Zulkarnain menyampaikan, pengumpulan zakat saat ini menunjukkan perkembangan signifikan.
“Jika tahun lalu hanya sekitar Rp70 juta, kini rata-rata per bulan telah mencapai Rp500 juta atau sekitar Rp1,5 miliar sejak awal 2025,” ungkapnya.
BAZNAS Lampung juga telah menyalurkan bantuan dari BAZNAS RI senilai Rp479 juta untuk program lumbung pangan dan balai ternak di Lampung Utara, Pesawaran, Tulang Bawang, dan Lampung Timur.
Iskandar menambahkan, BAZNAS akan menggelar Rakorda pada pertengahan Desember guna memperkuat kolaborasi hingga tingkat desa, termasuk program pembentukan Unit BAZNAS Desa (UBD).
Gubernur menegaskan, keberhasilan pengelolaan zakat bukan hanya tanggung jawab BAZNAS, tetapi memerlukan dukungan seluruh elemen masyarakat.
“Zakat harus menjadi instrumen sosial ekonomi yang menghadirkan keadilan, kesejahteraan, dan kemandirian masyarakat Lampung,” pungkasnya.
(Tri Sanjaya)





















