Pelayanan Haji Buruk, Jamaah Lampung Utara Kritik Tajam Syarikah RHL Manafaa 250: Tidak Profesional
Jakarta: Musim haji 1446 H/2025 menyisakan luka dan kekecewaan mendalam bagi jamaah haji asal Kabupaten Lampung Utara. Mereka secara terbuka mengecam buruknya pelayanan yang diberikan oleh Syarikah RHL Manafaa 250, biro jasa pelaksana haji asal Arab Saudi yang dinilai tidak profesional, bahkan tidak manusiawi.
Salah satu jamaah, Nurdin Habim, yang juga merupakan anggota DPRD Lampung Utara, mengungkapkan keprihatinannya dalam wawancara lewat sambungan telepon, Jumat (16/6/2025) dini hari pukul 01.30 WIB.
“Kami dipaksa berjalan kaki sejauh lebih dari 8 kilometer dari Musdalifah menuju Mina. Ini sangat tidak manusiawi, apalagi untuk jamaah lansia dan disabilitas,” keluh Nurdin.
Menurut Nurdin, skema Murur seharusnya memungkinkan bus mengantar jamaah langsung dari Arafah ke Mina tanpa berhenti di Musdalifah. Namun, sebuah bus justru menurunkan penumpangnya di Musdalifah, diduga akibat gagalnya komunikasi antara Ketua Kloter JKG 15 dan pihak Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi.
“Ini kesalahan fatal. Banyak jamaah perempuan yang pingsan karena kelelahan, dan harus mendapat perawatan medis,” ujar Nurdin geram.
Tak hanya itu, setibanya di Mina, para jamaah justru disambut kondisi tenda yang mengenaskan. Lantai tenda banjir akibat kebocoran dari pendingin ruangan dan lemari pendingin besar. Kasur yang tersedia pun jauh dari layak—hanya berukuran setengah meter dengan panjang dua meter, basah, dan tidak mencukupi jumlah jamaah.
“Bagaimana bisa istirahat jika tempat sempit, kasur basah, dan jumlahnya tidak sesuai dengan jamaah yang ada? Ini sangat menyiksa,” lanjut Nurdin.
Keluhan serupa disampaikan oleh Hipni, Ketua PHD Lampung Utara. Ia menyebut pelayanan oleh Syarikah RHL Manafaa 250 tahun ini sebagai yang terburuk sepanjang sejarah pelaksanaan ibadah haji.
“Kami minta pemerintah Indonesia mengkaji ulang MoU dengan Syarikah ini. Jangan sampai kloter berikutnya menjadi korban seperti kami,” ujarnya tegas.
Kritik tajam juga dilontarkan terhadap Ketua Kloter JKG 15 yang dianggap tidak mampu menjalankan tugas secara optimal.
“Ketua kloter bukan sekadar jamaah, mereka harus melayani dan mendampingi. Ke depan, jangan lagi ditunjuk ketua kloter yang belum berpengalaman atau sibuk menjalankan ibadahnya sendiri,” tegas Nurdin.
Ia menekankan bahwa ketua kloter harus adil dan tidak memihak kelompok tertentu dari KBIH, serta mengesampingkan kepentingan pribadi.
Di tengah semua kekacauan ini, Nurdin tetap memberikan apresiasi kepada tim medis, khususnya dr. Ana dan para perawat, yang sigap menangani kondisi kesehatan jamaah.
“Pelayanan kesehatan mereka luar biasa. Meskipun bukan dokter senior, tanggung jawab dan kepedulian mereka sangat tinggi,” ucap Nurdin dengan suara bergetar.
Nurdin juga mendorong Komisi VIII DPR RI untuk segera melakukan evaluasi menyeluruh terhadap kualitas pelayanan haji tahun ini, terutama oleh pihak penyedia jasa dari Arab Saudi.
“Kalau pemerintah tidak segera bertindak tegas, hal seperti ini akan terus berulang,” pungkasnya.
Meski penuh keprihatinan, Nurdin mengajak para jamaah tetap bersyukur dan mengambil hikmah dari ujian ini.
“Insya Allah, ujian ini akan menjadikan kami pribadi yang lebih sabar, ikhlas, dan bertakwa. Semoga semua jamaah meraih predikat haji mabrur,” tutupnya.
Sementara itu, Bupati Lampung Utara, Hamartoni Ahadis, turut menyampaikan ucapan selamat datang dan doa terbaik bagi jamaah haji kloter JKG 15.
“Semoga menjadi haji yang mabrur dan membawa berkah bagi keluarga serta daerah,” ujarnya.(**)