PMII dan Tantangan Zaman: Rebranding untuk Menjawab Era Digital

Lampung Utara : Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), organisasi mahasiswa yang lahir pada 17 April 1960 di Surabaya, terus menunjukkan eksistensinya di tengah arus perubahan zaman. Dibentuk sebagai wadah bagi mahasiswa Nahdlatul Ulama (NU) yang ingin memiliki organisasi mandiri sesuai ideologi Ahlussunnah Waljamaah, PMII kini telah menjelma menjadi salah satu organisasi mahasiswa Islam terbesar di Indonesia, bahkan memiliki cabang di luar negeri.

Seiring perjalanannya, tonggak penting terjadi pada 14 Juli 1972 melalui Musyawarah Besar di Murnajati, saat PMII menyatakan diri sebagai organisasi independen yang tidak lagi terikat secara struktural dengan NU, namun tetap menjunjung nilai-nilai Islam Ahlussunnah Waljamaah sebagai dasar gerakannya.

Kini, di usia lebih dari enam dekade, PMII menghadapi tantangan besar: era digitalisasi. Era ini menghadirkan peluang besar di berbagai sektor, namun sekaligus menuntut kemampuan beradaptasi terhadap percepatan teknologi dan transformasi sosial.

“PMII hari ini harus berani bertransformasi. Perubahan zaman yang begitu cepat tidak bisa dihindari, maka PMII harus menjawabnya dengan inovasi dan tetap berpegang teguh pada nilai-nilai dasarnya,” ungkap Khrisna Aradea Pratama, Calon Ketua Pengurus Cabang PMII Lampung Utara.

Menurut Khrisna, salah satu strategi penting untuk menjawab tantangan itu adalah dengan melakukan Re-Branding PMII. Ia menegaskan bahwa rebranding bukan hanya soal tampilan visual atau slogan baru, tetapi tentang pembaruan citra dan penguatan identitas organisasi agar tetap relevan dan menarik bagi generasi muda, khususnya di kalangan mahasiswa kampus.

“Organisasi ekstra kampus, khususnya PMII, harus mampu beradaptasi dengan kemajuan zaman dan perubahan perilaku mahasiswa. Kita harus menyegarkan citra PMII agar tidak dianggap stagnan,” jelasnya.

Lebih lanjut, Khrisna menekankan pentingnya penggunaan teknologi digital secara efektif, penguatan kompetensi kritis kader, serta pelaksanaan program-program inovatif yang selaras dengan minat mahasiswa masa kini. Tidak hanya itu, pengelolaan media sosial yang cerdas dan strategis dinilai sebagai salah satu kunci untuk memperluas jangkauan serta meningkatkan partisipasi mahasiswa dalam organisasi.

“PMII harus menjadi organisasi yang mampu menjadi laboratorium gerakan sekaligus wadah pengembangan diri bagi mahasiswa. Langkah ini harus segera direalisasikan agar PMII tidak tertinggal oleh perubahan zaman,” tegas Khrisna.

Ia pun menutup dengan komitmen kuat untuk melakukan pembaruan organisasi secara progresif.
“Upaya maksimal terus kita lakukan demi kemajuan PMII secara signifikan dan progresif,” pungkasnya.

(Zi/Ayi)

Posting Terkait

Jangan Lewatkan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *