Washington, D.C. : Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali membuat pernyataan kontroversial dengan mendesak rakyatnya untuk lebih mengkhawatirkan persoalan dalam negeri ketimbang Presiden Rusia, Vladimir Putin. Menurut Trump, isu imigrasi dan peredaran narkoba jauh lebih mendesak dibanding perang Rusia-Ukraina yang telah memasuki tahun ketiga tanpa tanda-tanda berakhir.
“Kita seharusnya hanya menghabiskan lebih sedikit waktu untuk mengkhawatirkan Putin, dan lebih banyak lagi untuk mengkhawatirkan imigran geng pemerkosa, bandar narkoba, pembunuh, dan orang-orang dari rumah sakit jiwa yang masuk negara kita, agar kita tidak berakhir seperti Eropa,” tulis Trump dalam unggahan di akun media sosialnya, Truth Social.
Sejak dilantik sebagai Presiden AS ke-47 pada 20 Januari lalu, Trump menegaskan komitmennya untuk menutup perbatasan dan mengusir jutaan imigran ilegal. Bahkan, ia telah mengumumkan keadaan darurat di perbatasan selatan dengan Meksiko serta memerintahkan pengerahan pasukan untuk menegakkan kebijakan imigrasi yang lebih ketat.
Cekcok Panas dengan Zelensky
Pernyataan Trump ini muncul hanya dua hari setelah ia terlibat debat sengit dengan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky. Dalam pertemuan yang awalnya dijadwalkan untuk membahas kerja sama mineral langka antara kedua negara, diskusi berubah tegang ketika Zelensky meminta Trump untuk tidak memperlakukan Putin secara istimewa.
Zelensky menegaskan bahwa Putin telah menyerang dan membunuh rakyat Ukraina, sehingga AS seharusnya tidak bersikap lunak terhadap Moskow. Namun, Trump membalas dengan tegas, “Jangan coba-coba mendikte kami bagaimana bersikap terhadap Rusia,” ucapnya dengan nada keras.
Ketegangan itu berujung pada pembicaraan yang terhenti tanpa adanya kesepakatan yang dicapai. Rencana penandatanganan kerja sama mineral langka antara AS dan Ukraina pun ikut terbengkalai.
Putin Ikut Bersuara
Tak lama setelah insiden tersebut, Presiden Rusia Vladimir Putin turut menanggapi situasi. Dalam pernyataannya di Gedung Putih, Putin meminta Zelensky untuk tidak berbicara buruk tentang dirinya.
Sikap Trump yang cenderung lebih fokus pada kebijakan domestik dan mengurangi perhatian terhadap konflik Ukraina-Rusia semakin mengundang spekulasi tentang arah politik luar negeri AS di bawah kepemimpinannya.
Apakah ini pertanda perubahan besar dalam kebijakan Amerika terhadap sekutunya? Hanya waktu yang bisa menjawab. (***)