Unjuk Rasa Petani Singkong di Bandarlampung Ricuh, 10 Polisi Terluka

Bandarlampung: Aksi unjuk rasa yang digelar oleh Aliansi Masyarakat Peduli Petani Singkong Indonesia di depan Kantor Gubernur Lampung, Senin (5/5/2025), berujung ricuh. Sedikitnya 10 anggota kepolisian mengalami luka, satu di antaranya dalam kondisi serius, setelah terjadi bentrokan antara massa dan aparat keamanan.

Ketegangan mulai memuncak saat audiensi antara perwakilan pengunjuk rasa dan pejabat Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung gagal mencapai kesepakatan. Massa yang kecewa mencoba merangsek masuk ke dalam kantor gubernur, memicu aksi dorong-mendorong dengan petugas.

Upaya aparat kepolisian untuk menahan laju massa tak membuahkan hasil. Lemparan batu, kayu, dan benda tumpul tak terhindarkan menghujani petugas di barisan depan.

Kabid Humas Polda Lampung, Kombes Pol Yuni Iswandari Yuyun, membenarkan adanya korban luka dari pihak kepolisian. “Sebanyak 10 anggota kami mengalami luka saat berusaha mengendalikan situasi. Mereka dilempari batu dan benda keras oleh peserta aksi,” ujarnya kepada wartawan.

Salah satu korban luka terparah adalah Bripka Yuli Setiawan, anggota Provos Polsek Teluk Betung Selatan. Ia mengalami luka robek di kepala akibat lemparan benda tumpul dan langsung dilarikan ke RS Bhayangkara untuk perawatan intensif.

Selain Bripka Yuli, delapan personel dari Dit Samapta Polda Lampung menderita luka akibat terkena lemparan benda keras. Sebagian besar ditangani langsung di lokasi oleh tim medis menggunakan ambulans yang telah disiagakan.

Dua korban lainnya adalah Bripka Ali Hanafi dari Sat Intelkam Polresta Bandar Lampung yang terkena lemparan rambu lalu lintas, serta Briptu Rio Candra dari Brimobda Lampung yang mengalami luka di dagu kanan akibat lemparan batu keras.

Polda Lampung mengecam keras aksi anarkis tersebut. “Kami sangat menghormati hak menyampaikan pendapat di muka umum. Namun jika dilakukan dengan cara yang melukai petugas, itu jelas melanggar hukum,” tegas Kombes Yuyun.

Lebih lanjut, pihak kepolisian menyatakan telah mengidentifikasi sejumlah pelaku pelemparan dan berjanji akan menindak tegas. “Kami akan proses secara hukum siapa pun yang terbukti menyerang aparat dalam aksi ini. Negara tidak boleh kalah oleh kekerasan,” pungkasnya.

Aksi ini dipicu oleh anjloknya harga singkong di wilayah Provinsi Lampung, yang membuat petani menuntut intervensi pemerintah. Namun, harapan dialog berujung pada ketegangan yang mencoreng nilai-nilai demokrasi. (**)

Posting Terkait

Jangan Lewatkan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *