Setiap tanggal 9 Februari, Indonesia memperingati Hari Pers Nasional (HPN) sebagai bentuk penghormatan terhadap peran pers dalam perkembangan bangsa. Pers memiliki peran strategis dalam menyebarkan informasi, mengawasi kebijakan pemerintah, serta membangun opini publik. Namun, bagaimana sejarah lahirnya Hari Pers Nasional? Dan apa maknanya di tengah tantangan digitalisasi saat ini?
Sejarah Hari Pers Nasional
Hari Pers Nasional pertama kali ditetapkan melalui Keputusan Presiden No. 5 Tahun 1985 oleh Presiden Soeharto. Tanggal 9 Februari dipilih karena bertepatan dengan hari lahir Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) pada 9 Februari 1946 di Surakarta.
Perjalanan Pers di Indonesia
Masa Kolonial
Pers pertama di Indonesia hadir sejak era kolonial, dengan surat kabar pertama “Bataviasche Nouvelles” (1744).
Pada abad ke-20, muncul pers nasional seperti Medan Prijaji yang didirikan oleh Tirto Adhi Soerjo, yang dikenal sebagai Bapak Pers Nasional.
Masa Kemerdekaan
Pers menjadi alat perjuangan untuk menyebarluaskan semangat kemerdekaan.
Banyak surat kabar lahir untuk mendukung pergerakan nasional, seperti Harian Merdeka dan Indonesia Raya.
Masa Orde Baru
Pers mengalami pembatasan ketat oleh pemerintah.
Banyak media yang dibredel karena dianggap mengkritik rezim.
Masa Reformasi dan Era Digital
Reformasi 1998 membuka kebebasan pers yang lebih luas.
Digitalisasi media berkembang pesat dengan munculnya portal berita online dan media sosial.
Makna Hari Pers Nasional
Hari Pers Nasional tidak sekadar perayaan tahunan, tetapi juga momentum refleksi bagi industri media. Beberapa makna penting dari HPN antara lain:
✅ Menjaga Kebebasan Pers – Pers harus tetap independen, tidak tunduk pada tekanan politik atau ekonomi.
✅ Menjunjung Etika Jurnalistik – Berita yang disampaikan harus akurat, berimbang, dan tidak mengandung hoaks.
✅ Menghadapi Tantangan Digital – Perubahan teknologi membawa tantangan baru, termasuk maraknya disinformasi dan clickbait.
✅ Mendukung Demokrasi – Pers sebagai pilar keempat demokrasi harus tetap berfungsi sebagai pengawas kekuasaan (watchdog).
Hari Pers Nasional di Era Digital
Saat ini, media konvensional mulai bergeser ke digital. Beberapa tantangan yang dihadapi industri pers antara lain:
Persaingan dengan Media Sosial – Informasi lebih cepat menyebar di platform seperti Twitter, Facebook, dan TikTok.
Munculnya Hoaks dan Disinformasi – Banyak berita palsu yang menyebar tanpa verifikasi.
Perubahan Model Bisnis Media – Banyak media yang beralih ke sistem paywall atau bergantung pada iklan digital.
Namun, era digital juga membawa peluang:
Jangkauan Lebih Luas – Media bisa menjangkau audiens global dengan platform online.
Interaksi Langsung dengan Pembaca – Media bisa berkomunikasi langsung melalui kolom komentar, forum, dan media sosial.
Inovasi dalam Penyajian Berita – Teknologi seperti podcast, video pendek, dan infografis interaktif membuat berita lebih menarik.
Kesimpulan
Hari Pers Nasional adalah momen penting untuk merayakan peran pers dalam membangun bangsa sekaligus menghadapi tantangan di era digital. Pers harus tetap menjadi sumber informasi yang kredibel, menjaga etika jurnalistik, dan beradaptasi dengan perkembangan teknologi.
Sebagai masyarakat, kita juga memiliki peran dalam mendukung pers yang sehat dengan:
✔ Memilih sumber berita yang terpercaya
✔ Tidak menyebarkan hoaks atau informasi yang belum terverifikasi
✔ Menghargai kerja jurnalistik yang profesional
Selamat Hari Pers Nasional! Semoga pers Indonesia terus maju dan tetap menjadi garda terdepan dalam menyampaikan kebenaran.(*)