Jakarta: Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan bahwa pemerintah telah menyepakati 21 proyek hilirisasi tahap pertama dengan total investasi mencapai USD40 miliar atau setara Rp652,5 triliun (dengan kurs Rp16.314 per USD). Kesepakatan ini merupakan bagian dari upaya percepatan industrialisasi dan optimalisasi sumber daya alam dalam negeri.
Salah satu proyek utama yang menjadi perhatian adalah pengembangan produksi Dimethyl Ether (DME) sebagai substitusi Liquefied Petroleum Gas (LPG). Pemerintah menargetkan proyek ini sebagai solusi mengurangi ketergantungan impor LPG yang selama ini menjadi tantangan dalam sektor energi nasional.
Menteri Bahlil optimistis bahwa proyek DME kali ini dapat berjalan tanpa ketergantungan pada investor asing. “Kami memastikan bahwa pengembangan DME akan lebih banyak melibatkan sumber daya dalam negeri, baik dari sisi investasi maupun teknologi,” ujarnya.
Dalam pengembangan proyek ini, Danantara disebut turut berkontribusi sebagai salah satu pihak yang berperan dalam proses hilirisasi dan pengembangan DME. Perusahaan ini diperkirakan akan memberikan dukungan strategis dalam aspek teknologi dan infrastruktur produksi.
Kesepakatan 21 proyek hilirisasi ini diharapkan dapat mempercepat transformasi ekonomi Indonesia menuju industri berbasis nilai tambah dan memperkuat ketahanan energi nasional. Pemerintah pun terus mendorong kerja sama dengan berbagai pihak untuk merealisasikan proyek-proyek ini secara efektif dan berkelanjutan. (***)