Lampung Utara: Nasib miris dialami oleh 16 tenaga kebersihan (cleaning service) dan delapan petugas keamanan (satpam) di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) HM Ryacudu Kotabumi, Lampung Utara. Sudah berbulan-bulan mereka tidak menerima gaji yang menjadi hak mereka, sementara kebutuhan hidup terus menekan.
Salah seorang petugas cleaning service, yang meminta namanya dirahasiakan, mengungkapkan bahwa mereka terakhir kali menerima gaji pada November 2024.
“Iya Bang, terhitung sejak Desember kami belum terima gajian,” ungkapnya, Kamis (6/3/2025).
Lebih ironis lagi, selain gaji yang macet, mereka juga mengalami pemotongan setiap kali pencairan. Menurutnya, pada tahun 2018, gaji mereka masih sebesar Rp1,4 juta per bulan. Namun, sejak 2024, tanpa ada kesepakatan, gaji mereka dipangkas drastis menjadi Rp750 ribu per bulan.
Diketahui, ada dua perusahaan outsourcing yang menjadi penyedia jasa cleaning service dan satpam di RSUD Ryacudu Kotabumi. Namun, ketika dikonfirmasi, salah satu pihak perusahaan justru mengklaim bahwa bukan mereka yang menahan gaji para pekerja.
“Bukan kami yang belum membayarkan, tetapi pihak RSUD yang belum bayar kepada kami,” tegas Yani, perwakilan salah satu perusahaan penyedia jasa, saat dihubungi via telepon.
Ia mengaku bahwa pihaknya selama ini sudah berusaha menalangi pembayaran gaji para pekerja. Namun, karena dana dari RSUD tak kunjung cair, mereka akhirnya tidak mampu lagi menanggung beban tersebut.
“Sekarang kami nggak kuat lagi untuk menalangi gaji mereka, sehingga gaji bulan-bulan ini belum terbayarkan,” tambahnya.
Hingga kini, belum ada kepastian kapan para tenaga kebersihan dan satpam ini akan menerima hak mereka. Sementara itu, pihak RSUD HM Ryacudu Kotabumi belum memberikan pernyataan resmi terkait keterlambatan pembayaran kepada perusahaan outsourcing.
Para pekerja berharap ada solusi cepat dari pihak terkait agar mereka bisa mendapatkan gaji yang seharusnya mereka terima. Sebab, keterlambatan ini tidak hanya berdampak pada kesejahteraan mereka, tetapi juga pada kualitas layanan rumah sakit yang sangat bergantung pada kebersihan dan keamanan.
Mereka kini hanya bisa berharap ada kejelasan dan keadilan. Namun, sampai kapan mereka harus bertahan dalam ketidakpastian ini?. (Ayi)