Lampung Utara: Di tengah hiruk-pikuk rutinitas dan berbagai cerita kelalaian yang kerap terdengar, sebuah kisah kejujuran kembali menghangatkan hati warga Lampung Utara. Seorang wartawan media streaming anggota Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Lampung Utara, Usni (35), menunjukkan teladan mulia dengan mengembalikan dua amplop berisi berkas penting milik SMP Negeri 3 Kotabumi yang ia temukan tercecer di jalan.
Peristiwa itu terjadi saat Usni tengah dalam perjalanan menuju Dinas Kominfo Lampung Utara untuk menyerahkan berkas. Di sekitar Jalan Pahlawan, tepatnya di belakang Rumah Sakit Maria Regina, ia menemukan dua amplop berisikan lembar jawaban siswa kelas VII SMP Negeri 3 Kotabumi.
Tanpa pikir panjang, Usni segera meminta temannya untuk membantu mencari pemilik berkas tersebut. Upaya itu membuahkan hasil setelah temannya berhasil menghubungi Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMP, Zulkarnain, yang kemudian menghubungi pihak SMPN 3 Kotabumi.
Tak berselang lama, Usni menerima pesan WhatsApp dari seorang guru bernama Febri.
“Assalamualaikum Pak, ini saya Febri, guru Prakarya di SMPN 3 Kotabumi. Tadi katanya Bapak menemukan LJK Prakarya, ya? Itu punya saya, Pak. Tadi saya taruh di atas motor karena bawa belanjaan banyak dari pasar, keliling-keliling beli bahan-bahan untuk lebaran. Jadi jatuh di jalan, baru sadar sekarang, Pak. Di mana saya bisa menemui Bapak?” tulis Febri.
Pertemuan pun disepakati pada pukul 15.00 WIB di Kantor PWI Lampung Utara.
“Ibu ke kantor PWI saja, Bu. Yang ada di depan Percetakan Ningrat,” ujar Usni.
Setibanya di lokasi, Febri menyampaikan rasa terima kasih yang mendalam kepada Usni dan PWI. Ia tak hanya mengapresiasi kejujuran Usni, namun juga pelayanan dan tanggung jawab yang ditunjukkan.
“Terima kasih, Pak. Itu belum dinilai, karena baru tadi ujiannya,” ucap Febri dengan wajah lega.
Bayangkan jika lembar jawaban itu benar-benar hilang — para siswa mungkin tidak akan mendapatkan nilai dari ujian yang telah mereka kerjakan dengan sungguh-sungguh. Hal ini bukan hanya akan merugikan mereka secara akademis, tetapi juga bisa mengganggu kepercayaan antara siswa dan guru.
Kisah Usni ini menjadi pengingat bahwa nilai kejujuran dan rasa tanggung jawab, sekecil apapun, bisa membawa dampak besar bagi banyak orang. Di tengah zaman yang serba cepat dan individualistik, tindakan seperti ini adalah cahaya kecil yang menginspirasi banyak orang untuk tetap memegang teguh nilai-nilai moral.
Semoga semangat amanah dan kejujuran yang ditunjukkan oleh Usni bisa terus ditanamkan dalam kehidupan bermasyarakat, khususnya di lingkungan profesi jurnalis yang tak hanya bertugas menyampaikan informasi, tetapi juga memberi teladan.(Ayi)