Jakarta : Ketua Dewan Pertimbangan Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia, Arsjad Rasjid, mengungkapkan keprihatinannya terhadap kondisi ekonomi nasional, khususnya menurunnya daya beli masyarakat. Menurutnya, meskipun angka pertumbuhan ekonomi Indonesia masih tercatat positif di kisaran 4,7 persen, kondisi riil masyarakat menunjukkan situasi yang jauh dari menggembirakan.
“Fokus saat ini yang harus diperhatikan bukan hanya soal economic growth, tapi daya beli masyarakat yang terus merosot. Masyarakat bisa dikatakan tidak punya uang saat ini. Karena itu daya beli turun,” tegas Arsjad dalam Forum “Driving Inclusive Growth: Innovation, Industrialization and Energy Transition for Job Creation” di Universitas Paramadina, Minggu (20/7/2025).
Dampak Geopolitik Global dan Perlambatan China
Menurut Arsjad, tekanan terhadap perekonomian Indonesia tidak bisa dilepaskan dari situasi global. Konflik geopolitik, seperti perang Rusia-Ukraina, ketegangan di Timur Tengah, hingga efek kebijakan Donald Trump di Amerika Serikat, telah mengguncang kestabilan ekonomi dunia. Tak hanya itu, perlambatan ekonomi Tiongkok — yang selama ini menjadi motor pertumbuhan global — turut memperburuk situasi.
Namun, Arsjad menilai tantangan paling serius justru datang dari dalam negeri.
Pengangguran Tinggi dan Dominasi Sektor Informal
Di tengah penurunan daya beli, sektor ketenagakerjaan nasional juga menghadapi kondisi rapuh. Meski data menunjukkan tingkat pengangguran terbuka menurun, jumlah pengangguran masih tinggi, yakni sekitar 7,28 juta orang.
“Yang lebih memprihatinkan adalah hampir 60% angkatan kerja kita masih berada di sektor informal. Ini mencerminkan lemahnya penciptaan lapangan kerja formal di Indonesia,” kata Arsjad.
Menurutnya, struktur ekonomi Indonesia sangat bergantung pada dua kelompok utama: para pedagang yang hidup dari keuntungan usahanya, serta para pekerja yang menggantungkan penghidupan dari gaji dan bonus.
“Jika dua sumber itu tidak lagi ada, maka pertumbuhan ekonomi kita pasti akan menurun tajam,” ujarnya memperingatkan.
Seruan untuk Bertindak
Arsjad menyerukan agar pemerintah, pelaku usaha, dan semua pihak segera memberi perhatian serius terhadap isu daya beli masyarakat. Ia menekankan bahwa jika masalah ini terus diabaikan, bukan hanya stagnasi yang akan dihadapi Indonesia, tapi juga perlambatan ekonomi yang lebih dalam.
“Kita harus mulai memikirkan langkah konkret untuk mendorong penciptaan lapangan kerja berkualitas dan memastikan uang kembali berputar di masyarakat,” tutupnya. (**)