Lampung Utara: Pihak SMP IT Insan Robbani Kotabumi membantah keterlibatan dalam dugaan manipulasi data salah satu calon siswa yang mendaftar di SMAN 9 Bandarlampung. Kepala SMP IT Insan Robbani, Maliki, menyatakan nama calon siswa berinisial AFC tidak masuk dalam daftar 25 persen siswa berprestasi yang dikeluarkan oleh sekolahnya.
“Kami sudah melakukan verifikasi dan dapat memastikan bahwa nama AFC tidak termasuk dalam 20 nama siswa berprestasi yang kami keluarkan. Kami pun terkejut saat mengetahui ia diterima di SMAN 9 melalui jalur prestasi,” ujar Maliki kepada wartawan, Senin (16/6/2025).
Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum, Yusanti, mengakui pihak sekolah mengeluarkan dua jenis surat: surat keterangan peringkat pararel (25 persen terbaik) dan surat daftar peringkat umum kelas IX.
“Surat daftar peringkat umum itu kami keluarkan atas permintaan orang tua, namun tidak digunakan untuk keperluan jalur prestasi. Jadi, kalau AFC bisa lolos, kami tidak tahu bagaimana bisa. Harusnya ditanyakan ke pihak SMA,” tegas Yusanti.
Pihak SMP IT Insan Robbani juga menunjukkan dua dokumen sebagai bukti: daftar 25 persen siswa berprestasi dan data prestasi Tahfiz yang dimiliki AFC, yakni hafalan dua juz. Namun, data tersebut tidak relevan dengan kelolosan AFC yang disebut lolos dengan keterangan Tahfiz lima juz.
Pengakuan Kelalaian dari SMAN 9 Bandar Lampung
Menanggapi polemik ini, Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) SMAN 9 Bandar Lampung, Tito, akhirnya buka suara. Ia mengakui adanya kelalaian saat proses input data calon siswa.
“Mereka melampirkan peringkat dengan total 78 siswa, kami tidak teliti memeriksa keabsahan datanya. Seharusnya kami kroscek ke sekolah asal, tapi kami lalai,” kata Tito.
Lebih lanjut, Tito mengungkapkan bahwa dalam sistem, data prestasi Tahfiz AFC sempat tercantum lima juz, padahal sertifikat yang diunggah menunjukkan hanya satu juz. Ia mengaku tidak mengetahui pasti penyebab kesalahan tersebut.
“Mungkin salah klik, tapi saya takut salah ngomong. Bisa jadi itu penyebabnya,” ujarnya dengan nada ragu.
Sebagai tindak lanjut, Tito memastikan bahwa calon siswa AFC telah didiskualifikasi dari penerimaan di SMAN 9 Bandar Lampung. Hal itu merujuk pada ketentuan Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak (STPJM), yang menyatakan bahwa jika ditemukan ketidaksesuaian data, maka peserta otomatis batal diterima.
“Nama AFC sudah kami coret. Di pengumuman statusnya juga sudah didiskualifikasi,” tegas Tito.
Sorotan Terhadap Validasi Data PPDB
Kasus ini menyoroti lemahnya verifikasi data dalam sistem PPDB, terutama di jalur prestasi yang rawan manipulasi. Minimnya koordinasi dan verifikasi lintas sekolah membuka celah terjadinya praktik-praktik tidak jujur yang mencederai prinsip keadilan dan meritokrasi dalam dunia pendidikan.
Sementara itu, pihak SMP IT Insan Robbani menyatakan bahwa kejadian ini menjadi pelajaran penting bagi mereka ke depan, terutama dalam penanganan surat-surat keterangan peringkat.
“Ke depan akan kami perketat, agar tidak terjadi kesalahpahaman seperti ini lagi,” tutup Yusanti. (Ayi)