Jembatan Selat Sunda: Mega Proyek Rp225 Triliun yang Masih Jadi Mimpi Proyek raksasa penghubung Jawa-Sumatera bernilai fantastis US$15 miliar belum juga terwujud sejak dicetuskan 64 tahun lalu.

Jakarta : Mimpi besar Indonesia membangun Jembatan Selat Sunda (JSS), jembatan raksasa yang menghubungkan Pulau Jawa dan Sumatera, kembali menjadi sorotan. Meski telah digaungkan sejak tahun 1960 oleh Guru Besar ITB Prof. Sedyatmo, hingga kini proyek senilai Rp225 triliun atau sekitar US$15 miliar itu belum juga terealisasi.

Rencana pembangunan JSS kembali mendapat sorotan setelah status Peraturan Presiden Nomor 86 Tahun 2011 tentang Pengembangan Kawasan Strategis dan Infrastruktur Selat Sunda (KSISS) dinyatakan tidak berlaku. Perpres yang pernah menjadi dasar hukum proyek tersebut kini ditandai “Status: Tidak berlaku,” sebagaimana tercatat dalam laman resmi Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), dilansir inewslampung.id,  Selasa (29/4/2025).

Jembatan sepanjang 29 hingga 31 kilometer ini dirancang membentang melintasi Selat Sunda, menghubungkan Banten dan Lampung. Proyek ambisius ini tak hanya difungsikan sebagai jalan raya, namun juga dirancang untuk jalur rel kereta api sebagai bagian dari jaringan Trans Asia Highway dan Trans Asia Railway. Struktur jembatan juga disiapkan untuk tahan terhadap gempa hingga magnitudo 9 dan akan menjulang setinggi 75 meter di atas permukaan laut.

Proyek Mangkrak Berulang Kali

Pada 2011, pemerintah memproyeksikan pembangunan dimulai pada 2012-2014 dengan target konstruksi pada 2015 dan operasional penuh pada 2025. Namun, seiring pergantian pemerintahan dan beban anggaran yang sangat besar, proyek ini berulang kali ditunda.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sempat menghidupkan kembali gagasan ini setelah era Soekarno, namun di masa awal pemerintahan Presiden Joko Widodo, proyek tersebut kembali dibekukan karena tingginya estimasi biaya.

Padahal, studi kelayakan dan usulan pembangunan telah diserahkan kepada Pemerintah Pusat serta Pemerintah Provinsi Banten dan Lampung sejak 2009. Bahkan, dari data Kementerian Pekerjaan Umum, struktur teknis jembatan telah dikaji mendalam.

Potensi Ekonomi dan Arus Transportasi Tinggi

Selat Sunda merupakan jalur strategis dengan panjang sekitar 36 kilometer yang setiap harinya dilintasi kapal penumpang dan barang. Perjalanan laut dari Merak ke Bakauheni bisa memakan waktu 2 hingga 3 jam. Dengan adanya JSS, waktu tempuh antar pulau bisa ditekan drastis.

Tak hanya menjadi ikon rekayasa teknik, JSS juga digadang-gadang sebagai pengungkit utama pertumbuhan ekonomi dan konektivitas nasional. Namun, tanpa kepastian pendanaan dan regulasi yang kuat, proyek ini bisa kembali terkubur sebagai ambisi lama yang tak kunjung nyata. (**)

Posting Terkait

Jangan Lewatkan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *