Jakarta, Eksprestoday.com – Tragedi ratusan orang tewas di Stadion Kanjuruhan Malang diduga dipicu oleh penembakan gas air mata ke suporter. Hal itu disampaikan Pengamat sepak bola sekaligus Koordinator Save Our Soccer Akmal Marhali.
Menurut Akmal penembakan gas air mata dalah masalah pertama yang memicu banyaknya korban jiwa. Akbitanya membuat para suporter berdesakan hingga terinjak dan kehabisa napas.
“Problem pertama adalah penembakan gas air mata ke arah tribun penonton, yang menjadi penyebab banyaknya korban meninggal,” kata Akmal.
Selain itu Akmal juga menyoroti aturan FIFA yang sebenarnya tidak memperbolehkan penggunakan gas air mata dalam pengamaman di stadion pertandingan sepak bola.
Dikatakan Akmal dalam Pasal 19 poin B senjata dan gas air mata tidak boleh masuk lapangan sepak bola untuk pengamanan pertandingan sepak bola. “Gas air mata berdasarkan aturan FIFA tidak boleh masuk lapangan,” beber Akmal.
Tragedi ricuh dan desak-desakan terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang, usai laga Liga 1 antara Arema dan Persebaya, Sabtu (1/10/2022) malam.
Sementara itu Kapolda Jawa Timur Irjen Nico Afinta tidak menampik penyebab gas air mata tersebut, menurut Bico, peristiwa itu dimulai ketika sejumlah suporter Arema masuk area lapangan.
Untuk pengalaman, petugas polisi di lapangan gunakan gas air mata. “Karena gas air mata, mereka pergi ke luar ke satu titik. Di pintu keluar,” ujar Nico, Minggu dini hari, dilansir dari Kompas TV (2/10/2022).
“Kemudian terjadi penumpukan. Di penumpukan itu lah terjadi sesak napas, kurang oksigen,” ucapnya. (*)
1 komentar