Lampung Utara—Pemimpin Redaksi sekaligus pemilik media Indonesian Television News dan Media Online News Indonesian, Agus Hardono menjadi pembina upacara kehormatan di SMP LKM Abung Timur, Senin (29/8/2022).
Upacara rutin tersebut, selain diikuti oleh para siswa, juga Kepala Sekolah, Kepala Desa Sidomukti, dewan guru, serta staf dan jajaran.
Dalam amanatnya, mantan wartawan Harian Umum Lampung Post itu, mengajak kepada para siswa untuk lebih bijak dalam menggunakan sosial media melalui smartphone. “Hindari memposting sesuatu di sosial media, yang akan menghantarkan kalian harus berhadapan dengan hukum. Sebab, di negara kita ada Kitab Undang-Undang Hukum Pidana atau KUHP, serta UU ITE,” ujar Agus Hardono pemegang sertifikat kompeten Wartawan Utama ini.
Mantan Redaktur Surat Kabar Harian Lampung Ekspres Plus ini juga mencontohkan, menulis status di sosial media facebook yang mendeskriditkan seseorang, bisa terancam dengan pasal perbuatan tidak menyenangkan dan pasal pencemaran nama baik, serta UU ITE. “Ancamannya adalah hukuman penjara !” tegasnya.
Penasehat Persatuan Wartawan Indonesia ( PWI ) Lampung Utara ini, juga meminta kepada jajaran pengurus OSIS agar mau menjalin hubungan kerja sama, baik dengan media maupun organisasi pers.
“Sebab, sehebat apapun kegiatan kalian di sekolah ini, tentu tidak akan bermanfaat bagi masyarakast luas jika tidak di publikasikan. Oleh karena itu, publikasi menjadi bagian yang sangat penting, agar inovasi dan kreatifitas kalian juga dapat diketahui oleh teman-teman kalian di seluruh pelosok tanah air,” imbuhnya lagi.
Untuk itu, masih kata Agus Hardono, belajar tentang multimedia dan jurnalistik bagi para siswa, adalah menjadi bagian yang sangat penting. Apalagi, saat ini bangsa Indonesia sudah memasuki era tehnologi digital.
Menghormati Orang Tua
Pada bagian lain dari amanatnya, satu-satunya wartawan senior yang masih aktif dalam tugas jurnalistik itu, mengingatkan kepada para siswa agar selalu menghormati kedua orang tua, terutama sosok seorang ibu yang telah melahirkannya.
“Selama sembilan bulan sepuluh hari, kalian berada dalam kandungan ibu. Selama kalian dalam kandungan sang ibu, betapa ibumu sudah menderita. Tidur yang serba salah, menahan perut yang sakit, dan berbagai persoalan kandungan lain yang harus dihadapi oleh ibumu. Itu semua dilakukan dengan iklas, agar kalian bisa lahir dengan selamat di dunia ini, meski ibumu harus bertaruh nyawa. Sepanjang malam ibumu harus menjagamu, hingga sampai seekor nyamuk pun tak ia izinkan untuk menyentuh tubuhmu. Seiring kalian beranjak tumbuh dan berkembang menjadi balita, entah, sudah berapa liter air susu ibu ( ASI ) yang kalian hisap sepanjang hari dan sepanjang malam. Tapi apa yang terjadi ? ketika kalian sudah beranjak remaja seperti sekarang ini, saat ibumu meminta tolong melakukan sesuatu kepada kalian, dengan nada tinggi dan kasar kalian menolak perintahnya sembari tangan kalian tetap bermain handphone. Surga ada ditelapak kaki ibu. Sebelum semuanya terlambat, berbaktilah kepada kedua orang tua kalian. Karena kalian tidak akan pernah tahu, sepulang dari sekolah ini, dirumah kalian sudah tertancap bendera kuning. Dan para tetangga sudah banyak yang datang kerumahmu dengan pakaian hitam-hitam. Dan kalian hanya bisa menangis, ketika didalam rumah kalian sudah terbaring tubuh yang kaku dan dingin. Dan bisa jadi, tubuh itu adalah sosok ibu atau ayahmu, yang sudah tidak bisa lagi mengucapkan kata memaafkanmu dari bibirnya. Untuk itu, mulai hari ini, lakukan apa yang bisa kalian lakukan untuk meringankan beban pekerjaan rumah ibumu. Meringankan pekerjaan ayahmu. Karena tanpa kerja keras kedua orang tuamu, kalian tidak akan bisa menjadi seperti yang sekarang ini,” ujar Agus Hardono.
Dalam kesempatan tersebut, Agus Hardono juga mengucapkan rasa terima kasihnya kepada Kepala Sekolah UPTD SMP Sidomukti Hono, S.Pd yang sudah menghubunginy untuk menjadi Pembina Upacara di sekolah yang dipimpinnya.
“Sungguh ini merupakan suatu kehormatan bagi saya. Karena, baru kali inilah saya menjadi Pembina Upacara dihadapan dewan guru dan para siswa. Semoga, hal ini juga dapat diikuti oleh sekolah-sekolah lain, agar para siswa mendapatkan wawasan, pengetahuan dan inspirasi baru yang disampaikan oleh para tamu Pembina Upacara,” ujarnya lagi.
Selaku Kepala Sekolah, Hono, S.Pd mengatakan, bahwa dalam setiap pelaksanaan upacara rutin, ia akan mengundang Kapolsek, Danramil, Kepala Desa, Camat dan stakeholder lainnya sebagai pembina upacara.
“Kami berharap, dengan menghadirkan Pembina Upacara dari luar dewan guru, akan memberikan warna tersendiri bagi para siswa kami,” ujar Hono,S.Pd.
Kepala Desa Sidomukti Eko Yudianto memberikan apresiasi yang tinggi kepada pihak sekolah, yang sudah melakukan terobosan baru, dengan mengundang pihak luar sekolah untuk menjadi Pembina Upacara.
“Saya sangat mendukung kebijakan Kepsek SMP LKMD yang telah mengawali dengan mengundang tamu dari luar sebagai Pembina Upacara. Langkah ini, hendaknya juga dapat diikuti oleh sekolah-sekolah lain yang ada di Desa Sidomukti,” ujar Yudianto. (*/Alam)