SUKA tidak suka, listrik sudah menjadi bagian penting dalam kehidupan. Elemen ini ikut menentukan percepatan kemajuan sebuah wilayah. Berkembang atau tidaknya usaha ekonomi, informasi, pendidikan dan lain sebagainya sangat tergantung oleh listrik.
Fakta semacam itu yang menjadikan kebutuhan akan listrik sudah tidak bisa ditoleransi lagi. Dan karena begitu penting, maka listrik telah menjadi hak seluruh rakyat yang harus dipenuhi oleh negara. Namun hal itu berbanding terbalik jika dilihat fakta yang terjadi.
Nyatanya, masih banyak warga di Kabupaten Lampung Utara yang belum juga merasakan listrik dengan nyaman. Di pusat kota Lampung Utara masih banyak jaringan listrik tanpa tiang dengan penyangga bambu, pohon hingga kabel di paralel secara asal dari rumah ke rumah.
Seperti di Jalan Kartosiwo, Kelurahan Rejosari, Kabupaten Lampung Utara, meski masyarakat sudah mengusulkan puluhan kali namun PLN belum juga merespon. Padahal usulan penambahan tiang sudah dilakukan sejak 2014 silam.
Saat ini jaringan listrik mereka hanya menggunakan bambu dan pohon untuk tiang penyangga kabel sepanjang jalan. Warga sekitar harus was-was jika terjadi cuasa buruk saat hujan dan petir. Pasalnya mereka trauma karena sering ada percikan api yang sering terjadi pada kabel.
“Pernah dua kali terjadi percikan api dan ledakan kecil pada jaringan listrik yang semerawut di sambung secara paralel dari rumah ke rumah. Jadi saat hujan kita tidak nyaman dan was-was,” kata Muji Rianto warga jalan Kartosiwo Kelurahan Rejosari.
Sementara Kepala Lingkungan (LK) 05 Kelurahan Rejosari, Safsarudi, mengaku khawatir dengan keselamatan warganya terkait jaringan listrik. Apalagi warga di daerah itu sudah mengajukan penambahan tiang sejak puluhan tahun lalu, namun PLN tidak merespon dan nihil.
“Saya berharap PLN segera memasang tiang beton dan mengganti kabel jaringan listrik yang sudah tidak layak. Jangan sampai jargon PLN siap melayani keluhan pelanggan menjadi sia-sia,” kata Bang Rudi sapaan akrabnya, Minggu (12/5/2024).
Untuk diketahui sejak 2014 lalu masyarakat telah berjuang agar ada penambahan tiang beton dari PLN. Namun hingga kini sudah puluhan tahun perjuangan mereka sia-sia. Harapan demi harapan selalu diumbar PLN, faktanya hingga kini belum juga terealisasi.
Oleh : Joni Efendi/Alam