Kehadiran Dr. Ir. Hi. Hamartoni Ahadis, M.Si dalam panggung politik Pilkada serentak pada 27 November 2024 mendatang mengejutkan banyak pihak, termasuk para elite politik Lampung Utara. Tidak seperti yang diharapkan banyak orang, Hamartoni bukanlah kader partai atau pengurus organisasi politik. Setelah pensiun sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN), Hamartoni fokus menjadi dosen di beberapa perguruan tinggi di Bandarlampung.
Namun, pertanyaan utama adalah: mengapa Hamartoni kini mencalonkan diri sebagai bakal calon Bupati Lampung Utara? Keputusan ini bukanlah hasil keinginan pribadi Hamartoni.
Setelah masa jabatan Budi Utomo – Ardian sebagai Bupati dan Wakil Bupati berakhir, sejumlah tokoh masyarakat dan ketua partai politik berkumpul di kediaman Ansyori Sabak pada Kamis, 18 April 2024. Mereka membahas calon yang dianggap layak memimpin Lampung Utara untuk lima tahun ke depan. Nama-nama seperti Syaiful Dermawan, Mikdar Ilyas, dan Hamartoni Ahadis mencuat dalam diskusi tersebut. Dari beberapa nama yang dibahas, Hamartoni dinilai paling cocok untuk menangani berbagai masalah di Kabupaten Lampung Utara, termasuk birokrasi, infrastruktur, kesehatan, dan pendidikan.
Pertemuan tersebut berlanjut dengan upaya untuk meyakinkan Hamartoni agar mau dicalonkan. Ansyori Sabak mengunjungi Hamartoni di Bandarlampung dan mengajukan tawaran tersebut. Hamartoni membutuhkan waktu untuk mempertimbangkan, mengingat keterlibatannya dalam dunia politik sangat terbatas dan pencalonan memerlukan biaya yang tidak sedikit.
Akhirnya, Hamartoni meminta keluarganya untuk berdiskusi dengan istrinya mengenai pencalonan tersebut. Setelah mendapatkan dukungan dari keluarga, pertemuan kedua dilaksanakan pada 2 Mei 2024 di kediaman Ansyori Sabak untuk melanjutkan komunikasi politik.
Tuduhan bahwa pencalonan Hamartoni adalah ambisi pribadi tidaklah tepat. Sejak pensiun, Hamartoni hanya ingin menikmati masa tuanya dan fokus pada aktivitasnya sebagai dosen. Kesediannya untuk terjun ke politik adalah hasil permintaan tokoh masyarakat, bukan ambisi pribadi.
Setelah resmi diusung oleh empat partai politik—Gerindra, NasDem, PDIP, dan PAN—Hamartoni menghadapi berbagai hujatan di media sosial. Namun, Hamartoni tetap tenang dan menanggapi dengan bijak. Ia menyatakan, “Biarkan mereka mencaci maki dan menghujat saya, jika itu bisa membuat mereka bahagia.” Sikapnya yang rendah hati dan legowo mencerminkan pemahaman mendalam tentang nilai-nilai agama.
Keterlibatan Hamartoni dalam Pilkada kali ini adalah pengalaman politik pertamanya. Meskipun tanpa pengalaman politik yang luas, partisipasinya dalam Pilkada ini merupakan kesempatan untuk membentuk mental dan karakter politiknya. Dukungan masyarakat terhadap Hamartoni-Romli terus mengalir dari berbagai lapisan, dan Hamartoni tetap bersahaja, menyerahkan segala urusan politiknya kepada Allah SWT. Ia juga mengingatkan tim pemenangnya untuk tetap bersikap santun dan damai, serta mengedukasi masyarakat dengan cara yang baik. Semoga!